Kisahku Tentang si Dia [Part 1]
jyaahhhh... brasa kaya sinetron ajjee.... weekekekeke :P
gapapa dehh.. nulisnya dikit".. lg sibuk nheeh abizz kemah.. *sok sibuk* :D
“Trus, aku nanti duduk di mana...?” tanyaku dengan tampang bego.
“Ya, di tempatnya Yue dong?!” jawab Andri dengan entengnya.
[lanjutan]
“Aduuh, nanti Andri cayang sendirian doong. Ketakutan... Trus, siapa nanti yang kasih contekan kalo ulangan...?” tanyaku dengan sedih dibuat-buat.
“Oh iya, nanti kan ada ulangan matematika!! Ya ampyuun.... Oh, tolong ya Sat, kamu jangan pindah dulu... huu huu...” kata Andri tiba-tiba dengan kelabakan.
“Yeei, kalo ada perlu aja, pasti dech. Jadi sebel tau...!” jawabku sok marah.
“Oh, Satria... Dari lubuk hatiku yang paling dalam, tolong kau maafkan kesalahanku... Hikz hikz!” Ih, kayak baca puisi aja si Andri.
“Oke dech... Tapi, sekarang kasih pendapatmu dong, yang serius...!” kataku kemudian.
“Tapi yang kukatakan tadi juga serius kok, dua rius malah! Oke dech, demi mendapat contekan, akan kuberikan kau wejangan yang sangat ampuh! Hmmm, begini... Sebaiknya kamu jangan serius dulu dong nyatain cinta. Mmm... pertama-tama kamu buka tasmu, lalu kamu ambil kotak pensilmu, lalu kamu ambil pensil ato pulpenmu dari dalam kotak pensilmu. Sampai di sini, kamu ambil buku tulismu, robek kertas dari bukumu itu, lalu kamu siapkan penghapus bila kamu salah menulis, lalu kamu...”
“Stop! Stop....!!” belum selesai Andri memperagakan demo mengeluarkan alat tulisnya, kepalaku sudah pusing duluan. “Kamu ini mau kasih aku nasehat ato mau kasih tau aku caranya menyiapkan alat-alat tulis sih??!”
“Huwo huwo... Sabar dong, mas... Oke, terusss.....”
“Teruuss...??” sergahku nggak sabar.
“Terus, kamu tulis deh di robekan kertas itu : 'Yue aku cinta padamu, menikahlah dengaku...!'”
“Gedubraghzz...!!” Seketika itu juga aku jatuh dari kursi.
“Kamu kenapa, Sat?? Nggak ada gempa nggak ada badai, tiba-tiba jatuh dari kursi?!” tanya Andri dengan tampang heran.
“Heh, kata-katamu itu yang kayak gempa, en suaramu itu yang kayak badai! Masa aku disuruh nikah ama Yue? Cukup bilang 'suka' aja kenapa emang?!” kataku menyambar.
“Iya deh, sori... Kalo gitu cepetan gih, sekarang kamu nulis suratnya, entar keburu pelajaran mulai.”
Aku setuju aja ama saran si Andri, terus aku kirim surat ke Yue. Gini isinya : 'Yue, aku suka sama kamu, kamu mau nggak nerima aku...? -SATRIA-' . Lalu surat itu kutaruh di bangku Yue.
Pelajaran berikutnya pun berlangsung, yaitu pelajaran kesenian. Dia membaca suratku, sementara itu hatiku berdebar kencang. Dag dig dug dueeerrr gedubrak gedubrak (ini suara debaran jantung atau apaan sih?). Kulihat dia berpandangan dengan teman sebangkunya sambil cekikikan. Dan kulihat pula dia mengirim surat balasan yang diestafetkan ke bangkuku. Isinya adalah : 'Oke, tapi kamu harus buktiin ke temen-temen dengan nyanyiin lagu Ada Apa Denganmu-nya Peterpan di depan kelas, gimanapun caranya waktu jam pelajaran!'.
Wow, aku seneng banget... Yah, walaupun ada syarat yang harus aku penuhi, hingga nggak sadar aku bersorak, “Horee...!!”
Temen-temen pada ngeliatin aku dan tertawa. Aku pun tersadar bahwa Pak Arman Gigi, begitu semua temen-temen memanggil guru seni musik itu, menyuruhku untuk maju dan menyanyikan lagu bebas. Aku jadi ingat syarat yang diajukan Yue, spontan saja aku maju ke depan (yhaeyhalhaahh) dan menyanyikan lagunya Peterpan yang lagi ngetren saat itu. Dengan seluruh keberanianku, kukeluarkan suara cemprengku yang dahsyat untuk Yue (Yue juga nggak bakalan mau kaleee...!).
“Oooh... kutanya malam, dapatkah kau lihatnya perbedaan yang tak terungkapkan. Tapi mengapa kau tak berubah, ada apa denganmu... Yue.”
Langsung saja tawa pun membahana dan kelas menjadi riuh. Sementara itu aku terus bernyanyi dan menahan rasa maluku bagai orang nggak tau malu demi Yue seorang, hingga aku mendengar suara Yue, “Huu... nggak level deh! Siapa juga yang mau sama kamu?!! Dasar bego, diboongin aja mau!”
DEG! Aku pun kemudian terdiam menahan marah dan malu yang meluap-luap lebih banyak dari sebelumnya. Ternyata Yue bohong!
[Bersambung lagee...]
2 komentar:
ini cerpen atau novel un? masih panjang ga?
komen ttg cerita di akir cerita ya....
oh no...
kasian bangetz satrianya..
padahal dia udah seneng...
Yue jahat...
mending satria untuk aku aja dech...
cerita lanjutnya satria ma aku aja yach..
wkwkwkwk....
Posting Komentar